Puisi "Antara Malam dan Fajar Pagi" karya Kahlil Gibran menggambarkan perjalanan batin seseorang yang merenungkan tentang kehidupan, harapan, Antara Malam dan Fajar Pagi. Diamlah, hatiku, sebab ruang angkasa. Tiada mendengarmu, karena suasana. Sarat jeritan dan keluhan berat, Tiada suara kidungmu masih termuat. Diam, sebab bayang-bayang malam.
1. Anak-anakmu bukanlah milikmu. Mereka adalah putra dan putri Sang Hidup yang merindukan dirinya sendiri. Kahlil Gibran. Memiliki anak adalah suatu kebanggaan bagi kita. Tetapi Gibran disini ingin mengingatkan bahwa anak-anak itu bukanlah milik kita. Sebab mereka hanyalah titipan dari Tuhan.
Kini kutahu bahwa akulah ruang, dan semua kehidupan adalah fragmen-fragmen yang bergerak dalam diriku. Manusia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk berharap dan berharap, sampai kemudian dia berharap untuk mengambil kelopak kelalaian dari matanya, sehingga dapat menyaksikan diri sejati.
yNTlAI2. 917rq6ja12.pages.dev/883917rq6ja12.pages.dev/290917rq6ja12.pages.dev/586917rq6ja12.pages.dev/214917rq6ja12.pages.dev/714917rq6ja12.pages.dev/550917rq6ja12.pages.dev/686917rq6ja12.pages.dev/634
puisi kahlil gibran tentang kehidupan